Faktor Terbentuk, Sifat, dan Karakteristik Batuan Metamorf
Heather Morris – Batuan metamorf atau batuan malihan mengalami proses metamorf. Proses metamorfosis berada pada fase padat tetapi tidak melalui fase cair. Suhu yang dibutuhkan selama proses metamorfosis adalah sekitar 200 derajat Celcius hingga 6500 derajat Celcius. Jika tidak melalui proses metaform maka batuan tersebut tidak dapat terbentuk. Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari batuan lain, seperti batuan beku dan batuan sedimen. Batuan indik berasal dari batuan itu sendiri, tetapi asalkan telah melalui proses mineralogi. Tekstur dan struktur disebabkan oleh perubahan ketinggian dan tekanan suhu pada batuan induk.
Tekanan dan temperatur batuan yang tinggi akan menyebabkan perubahan tekstur dan struktur batuan. Oleh karena itu, batuan satu demi satu memiliki perbedaan tekstur dan struktur akibat proses metamorfosis. Proses pembentukan yang terjadi pada batuan malihan disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti aktivitas kimiawi, perubahan tekanan dan suhu induk.
Penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya batuan metamorf atau malihan yaitu:
– Perubahan tekanan
Tekanan merupakan faktor yang berfungsi untuk mengontrol pembentukan batuan metamorf atau malihan. Semakin tinggi perubahan tekanan dapat menyebabkan pemulihan atau rekristalisasi mineral di batuan sumber sebelumnya. Besarnya tekanan yang terjadi antara sekitar 1 – 10.000 bar (jackson), berbeda hal yang mempengaruhi tekanan tersebut. Secara umum pengaruh terbesar bumi berasal dari aktivitas vulkanik dan tektonik. Tekanan dapat berubah karena penumpukan sedimen dari batuan.
– Aktivitas kimia
Aktivitas kimiawi juga mempengaruhi pembentukan batuan metamorf. Beri tahu atau ubah sumber sebelumnya yang tidak bergerak melalui fase cair. Suhu selama aktivitas kimia berlangsung sekitar 350 derajat Celcius – 1200 derajat Celcius. Dan pembentukan tekanan 1 – 10.000 bar (Jackson). Yang sering terjadi dalam bentuk dan aktivitas kimiawi adalah gas dan cairan pada jaringan batuan induk. Aktivitas kimiawi berguna untuk mengubah komposisi mineral dan kimia menjadi batuan metamorf. Cairan yang sangat mudah ditemukan adalah karbondioksida, air, hidrolika dan hidroflorik. Secara umum zat tersebut berguna untuk katalis dalam suatu reaksi kimia.
– Perubahan suhu
Perubahan suhu dapat disebabkan oleh perubahan gradien panas bumi atau intrusi magma. Selain itu, gesekan antar massa terjadi pada batuan sehingga tidak melewati fase cair. Oleh karena itu, proses metamorfosis berjalan dengan lancar dan menghasilkan batuan yang sempurna. Perubahan suhu dapat terjadi pada suhu sekitar 350 derajat Celcius – 1200 derajat Celcius. Temperatur atau temperatur berfungsi sebagai pengatur pada saat proses pembentukan suatu batuan sehingga batuan tersebut tidak malah masuk ke dalam fase cair. Dan proses metamorfosis bisa berjalan mulus dan menghasilkan batuan yang sempurna
Sifat dan Karakteristik Batuan Metamorf
Batuan malihan atau metamorf memiliki sifat dan karakteristik yang mudah dikenali. Ciri dan ciri batuan metamorf adalah:
1. Warna
Proses metamorfosis yang berbeda dan sangat berbeda menghasilkan warna yang berbeda pula. Mulai dari feldspar, mika dan kuarsa. Feldspar memiliki ciri khas yaitu penampakan belahan dalam warna batuan. Orthoclase memiliki warna merah dan memiliki belahan tegak lurus. Plagioklas memiliki warna abu-abu atau putih dan memiliki bentuk kristal. Kemudian warna kuarsa putih cerah atau putih susu. Batuan ini tidak memiliki belahan dengan bentuk yang berbeda-beda. Dan yang terakhir adalah mika, yaitu batu hitam. Yang satu disebut biotit dan yang putih disebut muskovit.
2. Struktur
Terdapat dua struktur dalam batuan metamorf atau malihan, yaitu:
Pembentukan daun berguna sebagai lapisan pada batuan metamorf yang bentuknya mirip belahan. – Ini adalah hasil dari aktivitas penyelarasan berbagai mineral yang berasal dari suatu bahan.
Non-intoksikasi adalah batu tanpa jurang. Tidak ada belahan dalam proses ini, karena beberapa penyusun utama tidak terlihat, sehingga tidak dapat diamati.
3. Bentuk kristal
Bentuk kristal dalam kandungan batuan ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Subhedral, Euhedral dan Anhedral.
– Subhedral adalah kandungan batuan dengan kristal, tidak jelas didefinisikan dan sebagian batuan tidak teratur melalui medan kristal yang ada.
– Euhedral adalah kristal yang sempurna, tetapi didefinisikan dengan jelas, tetap dan teratur oleh tingkat kristal yang ideal. Bentuk kristal adalah yang terbaik dari ketiga jenis yang ada.
– Anhedral adalah kristal yang dibatasi oleh bidang dengan sifat tidak beraturan.
4. Tekstur
Tekstur terdiri dari ukuran, bentuk dan susunan butiran mineral batuan. Tekstur yang mudah ditemukan ada dua yaitu kristaloblas dan relik. Kristaloblas adalah mineral dalam batuan yang telah mengkristal. Namun sebelumnya batuan tersebut menjadi batuan metamorf. Proses kristalisasi tambahan dapat terjadi sehingga metamorfosis lebih baik dan menghasilkan batuan dengan kandungan yang cukup baik. Sisa atau sisa-sisa merupakan susunan batuan yang berasal dari batuan malihan yang masih bisa diamati dengan mata telanjang.
5. Komposisi mineral
Mineral yang menjadi penyebab terjadinya proses metamorfosis adalah andalusi, silimanite, kyanite dan stauroli. Mineral tersebut berfungsi membentuk batuan malihan yang disebut mineral metamorf. Tekanan dan suhu tinggi dapat membentuk mineral-mineral tersebut membentuk batuan metamorf.
Referensi: